Berhubung rumah Nur El dikomplek, rumahnya dempetan. Jadi ga pernah buat masakan yang memakai pete dan jengkol, takuuuuut mengganggu kenyamanan tetangga, nanti ada yg demo lagi .....xi xi xi. Tapi sudah kangen banget nih, jadi pesen ke tukang sayur jengkol yang sudah direbus saja. Pesennya 1/4 kg, tapi Nur El pakai cuma 8 biji, sisanya dikasih ke mbak (pbt). Bagi-bagi rezeki...hi hi hi. Setelah jengkolnya dicuci lalu digoreng ternyata tidak segurih kalo mama Nur El (nenek ndut) yang ngolah. Sebenarnya lebih enak kalo beli yang masih ada kulitnya, dan diolah sendiri. Tapiiiii ga mungkiiin bisa-bisa semerbak harumnya bisa membuat rame para tetangga. Setelah jengkolnya diberi sambal ala Nur El (hi hi hi padahal cuma begitu doank), jadi nikmat-nikmat aja. Waaaaah wangi harum jengkol di rumah ini harus hilang sebelum hari minggu ...soalnya mau ada kumpul bapak-bapak di rumah nih....:)
Setelah makan jengkol biasanya Nur El makan kopi bubuk (terkadang dicampur gula sedikit) atau makan ketimun. tapi dsalah satu tv swasta ada yang memberitakan bahwa satu cara lagi cara menghilangkannya yaitu dengan cara makan beras mentah (yang ini Nur El belum pernah nyoba).
Bahan:
1. Jengkol tanpa kulit yang sudah direbus 8 biji.
2. Minyak sayur secukupnya.
Bumbu:
1. Cabe merah 10 buah.
2. Bawang merah 6 siung.
3. Bawang putih 2 siung.
4. Tomat merah 1 buah.
5. Garam secukupnya.
6. Gula pasir secukupnya.
Cara membuat:
1. Belah jengkol menjadi 2, lalu digeprek, cuci, tiriskan, sisihkan. Goreng jengkol. Sisihkan.
2. Haluskan cabe merah, garam, bawang putih, bawang merah, dan tomat merah. Sisihkan.
3. Panaskan minyak sayur, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan. Tumis hingga harum. Masukkan gula pasir dan garam (kalo kurang asin). Aduk-aduk dan masak hingga harum dan matang. Masukkan jengkol yang sudah digoreng. Aduk-aduk hingga bumbu merata.
4. Angkat dan siap untuk disantap dengan nasi hangat....mmmmmmmmh uenak banget.
